Sebuah curahan hati badan yang sedang sakit dan jiwa yang kurang stabil…
Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (QS Ibrahim 14: 46)
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (QS An Naml 27: 50)
Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan menyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)
The world is governed by very different personages from what is imagined by those who are not behind the scenes. — BENJAMIN DISRAELI
The two quotations by Manly P. Hall, cited on one of the previous pages, present a completely different view of Masonry than most of the American people have, if they have any view about the lodge at all. I believe it is fair to say that most Americans who are not members of the Masonic Lodge know little or nothing about this group, especially the conclusion that they are as powerful as Mr. Hall has stated. Some of the remainder of the American people know a little, possibly because they know a friend, family member or business associate who is a member. But, even these people know very little about the Masons because they are a “secret” organization, choosing not to reveal what they stand for to non-members.
Those Americans who are Masons know a great deal more, but even then only a small percentage of these men truly know that Masonry is as powerful as Mr. Hall reported.
So, basically the overwhelming majority of the American people do not know much about the Masonic Lodge. Yet many have seen their symbols on the backs of cars, on buildings the Masons call “temples,” and on signs outside of cities advertising their meeting places and times.… (A. Ralph Epperson, Masonry: Conspiracy Against Christianity)
Be forewarned.
If you are perfectly comfortable and satisfied with your own particular view of humankind, religion, history, and the world, read no further.
If you truly believe that humanity has almost reached the peak of its scientific and spiritual fulfillment and that the corporate-owned mass media is keeping you well enough informed, stop here.
But if you are one of those millions who look at the daily news, scratch your head in wonder; and ask, “What in the world is going on?,” or if you entertain questions of who we are, where we came from, and where we’re all going, you are in for a joy ride. (Jim Marrs, Rule By Secrecy)
Yet despite the length and breadth of the Information Highway, the average American remains woefully ignorant. That is not to imply they are stupid or mentally challenged. They have simply not been exposed to the information now available. Many thoughtful, educated people in a variety of fields—physicians, lawyers, computer experts, stock brokers, accountants, bankers, merchants, scientists, teachers, etc.—are totally in the dark about a wide variety of issues and the connections between them concerning who truly rules the United States.
Primary causes for such ignorance are the lack of time to educate ourselves and our reliance on a corporate-owned mass media which does not present the information in all its broadest implications. As A. J. Liebling once said, freedom of the press is for those who own the presses … or the radio and TV stations. (Jim Marrs, Rule by Secrecy)
Yes, I am a criminal. My crime is that of curiosity. My crime is that of judging people by what they say and think, not what they look like. My crime is that of outsmarting you, something that you will never forgive me for. (The Mentor: HACKER MANIFESTO)
…
Hackers are known for being dangerous…
Our only goal is the Knowledge, and because the Knowledge is the Power, we are considered as dangerous.
But we are not dangerous, we have an Ethique, we respect rules. Only the riffraff will steal, abuse or exploit you for a material profit. You do not have to feel dreadful, we will not arm you without a good reason to do it. We are not insane people, we do not cause damage just for the pleasure. Yes some hackers are thieves, they only hack for money or material benefit. I do not like these people, they are pests.
…
Listen to us, you are not obliged to believe us, but be open-minded, ask yourself where is the truth. Have you ever remarked that all that you know about computers came from the same source?
They want you to hate us, to fear us. Do not believe them, believe in nothing, try to understand…So, spend few minutes with us, take the time to learn, to see things from our eyes…everything will sound different then.
Welcome to our side, the side of those who want to know. (Unknown: WELCOME TO OUR SIDE)
Don’t wannabe an American idiot. Don’t want a nation under the new maniac. And can you hear the sound of hysteria? The subliminal mind, fuck America… Don’t wannabe an American idiot. One nation controlled by the media. Information age of hysteria. It’s going out to idiot America. (Green Day, American Idiot)
I never looked around, never second-guessed, Then I read some Howard Zinn now I’m always depressed, And now I can’t sleep from years of apathy, All because I read a little Noam Chomsky (NOFX, Franco Un-American)
Sebelumnya, mohon maafkan saya, para pembaca yang budiman, karena cukup lama tidak mengupdate dan meresponse beberapa komentar dalam blog ini. Saya ada beberapa kesibukan sangat besar dan KEBETULAN juga baru sakit panas demam agak parah sampai beberapa hari. Tulisan ketiga tentang conspiratorial view ini saya buat dalam keadaan belum terlalu sehat, mohon maaf jika saya kurang fokus. Saya diberitahu seorang sahabat ada bahwa di blog ada komentar yang mengangkat opini Goenawan Muhammad bahwa teori konspirasi adalah TEORI ORANG MALAS, dan opini tersebut “dipertegas” oleh Eep Syaefulloh Fatah sebagai TEORI PECUNDANG. Saya belum membacanya keseluruhan komentar tersebut, bahkan artikel ini saya titipkan pada seorang sahabat saya untuk menguploadnya. Sebenarnya ini bukanlah hal yang membuat saya kaget. Saya sudah pernah menulis entah dimana, di Amerika sendiri yang merupakan salah satu negara konspirator terbesar dunia masih banyak yang belum paham dengan konspirasi, padahal indeks baca negara tersebut sangat luar biasa, apalagi jika dibandingkan dengan the so-called Indonesia yang, you know by yourself.
Sebuah upaya pembodohan sistematis rupanya sedang in progress ditengah situasi masyarakat Indonesia yang sedang mulai tergerak untuk berpikir lebih kritis ini. Bisa dilihat dari beberapa komentar yang muncul pada blog ini dan beberapa blogroll blog ini, antusiasme masyarakat terhadap masalah conspiracy and secret society sedang naik secara cukup signifikan, dan sayangnya oleh para “intelek” dimentahkan dengan pernyataan seperti itu. Cukup sedih sebenarnya ketika menyaksikan fenomena “aneh” seperti ini. Namun kesedihan yang berlarut-larut tidak akan menyelesaikan masalah. Kita semua harus berpikir dan menjawab tuduhan malas dan pecundang itu. Saya bisa bilang, opini (minimal) dua tokoh tersebut itulah produk pembelajaran sejarah standar, accidental view of history (saya lebih suka menyebutnya fatalistic view of history), sejarah satu arah, sejarah cekokan, sejarah yang kita pelajari selama ini di bangku sekolah formal tanpa pernah ada kritik, hanya ada “fakta” dan “data”, yang tidak boleh dipertanyakan jika anda ingin lulus dengan hasil memuaskan.
Ada dua hal yang ingin saya angkat dalam artikel ini, teori orang malas dan teori pecundang. Dari tanggapan ini saya berharap kita akan mengetahui siapa sebenarnya yang malas dan pecundang, KAMI para pembelajar sejarah konspirasi (a.k.a sejarah revisionis a.k.a sejarah interaktif) ataukah MEREKA para pemuja sejarah standar!!!
Tentang TEORI ORANG MALAS menurut Goenawan Muhammad. Mohon baca kembali artikel saya sebelumnya, yang berjudul CONSPIRATORIAL VIEW BUKANLAH ALTERNATIF, MELAINKAN KEBUTUHAN di blog ini, siapa yang sebenarnya malas, KAMI yang tak pernah berhenti mencari, meriset, menemukan fakta untuk sampai pada kebenaran sejati, ataukah MEREKA yang cukup puas dengan cekokan sejumlah peristiwa KEBETULAN yang bahkan tidak mereka kunyah tapi langsung ditelan begitu saja. So sorry Mr. Goenawan, KAMI merupakan orang-orang yang tidak pernah berhenti mencari pada satu titik pencarian dan puas disitu. No!!! KAMI mengawali semuanya dengan skeptisisme tingkat tinggi, bahkan mungkin dengan paranoia tingkat tinggi, sehingga otak dan hati KAMI bekerja melebihi anda dan pendukung-pendukung opini anda yang anda anggap RAJIN. Maaf, KAMI berpikir dan bekerja beberapa kali lipat dibanding usaha anda mempelajari “teori orang rajin” anda.
Bagaimana anda bisa mengatakan KAMI malas, sedangkan KAMI yang membuka fakta bahwa Freemasonry (yang bagi orang-orang “rajin dan intelek” seperti anda mungkin cuma legenda alias gugon tuhon aja) sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1700an dan itu TIDAK PERNAH kalian beritahukan dalam sejarah yang KAMI pelajari di sekolah formal. Bagaimana anda bisa mengatakan KAMI malas, sedangkan KAMI mengetahui Revolusi Perancis tidak dipicu oleh kemarahan rakyat akibat gaya hidup Maria Antoinette, menurut sejarah “orang rajin”, yang mewah ditengah kesulitan ekonomi rakyatnya, padahal Protocols of Zion, yang bagi anda yang “rajin” itu dikatakan hoax, menegaskan bahwa kekuatan konspirasilah (Rothschild Dynasty melalui tangan French Freemasonry, Bavarian Illuminati, atau siapapun) yang merekayasa revolusi tersebut. Tidak sadarkah anda bahwa, jika KAMI ikut menelan “sejarah versi orang rajin” tersebut KAMI ikut memfitnah wanita “baik” yang tidak bisa membela diri lagi kecuali di akhirat nanti itu? Astaghfirullah al adzhiim…
Itu baru dua contoh KECIL saudara yang terhormat, dan itu sudah cukup sebagai trigger bagi pembelajar conspiratorial view, yang rajin mencari, menganalisa, menghubungkan dots tiap kejadian, tidak seperti sejarah cekokan yang membeberkan semua “fakta” yang harus kami telan mentah-mentah. Semakin banyak saya kasih contoh hanya membuat kami menjadi tumpul otaknya dan pembelajaran conspiratorial view of history tidak akan efektif karena para pembelajar tidak terpancing untuk mencari contoh lain. Conspiratorial view hanya akan menjadi semacam cuci otak – semacam accidental view yang menyuci otak kita dengan pandangan bahwa semua hal terjadi karena kebetulan, atau semacam fatalistical view (istilah saya) yang menyuci otak kita dengan pandangan bahwa segala sesuatu merupakan ketetapan Tuhan yang kita para manusia berotak dan berhati ini tidak diberikan sedikitpun kemampuan untuk mencegahnya – dengan pembeberan semua contoh yang perlu diketahui, disini kelihatan bahwa conspiratorial view sangat menghargai kemampuan kreatif manusia, terutama otak dan hati untuk mengembangkan diri, tidak seperti sejarah standar yang terlalu banyak memberikan “contoh” peristiwa dan tidak memberikan kesempatan pada pembelajarnya untuk menjadi kreatif dalam mengembangkan diri pembelajar tersebut.
Tentang TEORI PECUNDANG menurut Eep Syaefulloh Fatah. Pecundang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka edisi tahun 1995 (udah basi kayaknya), bermakna penghasut. Dalam pengertian sekarang banyak dimaknai sebagai pihak yang kalah. Tak perlu mempermasalahkan mana yang tepat, kedua makna tersebut sudah digunakan secara salah oleh yang terhormat Eep Syaefulloh Fatah, seorang yang katanya begitu demokratis, namun tidak pada kata konspirasi. Kami para periset konspirasi bukan pihak yang kalah, dan bukan penghasut. Kami meriset, menganalisa, menghubungkan dots, mencerdaskan diri, menemukan fakta, dan membuka temuan fakta tersebut pada publik. Kami bukan provokator. Sejarah standar-lah yang lebih pantas dibilang penghasut dan provokator.
Lihat kembali contoh yang saya berikan diatas tentang Maria Antoinette dari Perancis!!! Siapa yang menghasut!!! Siapa yang memfitnah!!! SEJARAH ANDA ATAU SEJARAH KAMI?!!! Kapan sejarah standar menjelaskan di buku-buku pelajaran sejarah Indonesia dan dunia dari SD, SMP, dan SMA bahwa Maria Antoinette difitnah?!!! Sejarah PEMENANG anda turut menyebarkan fitnah tersebut, dan William Guy Carr melalui bukunya PAWNS IN THE GAME-lah yang bertindak menjadi salah satu pengacaranya, bukannya buku sejarah standar anda yang justru ikut menyebarkan fitnah tersebut sehingga hampir semua orang Indonesia yang belajar sejarah standar di SMP, SMU, dan perguruan tinggi memandang jelek pada Maria Antoinette!!! Renungkan kalimat Antony Sutton dalam bukunya AMERICA’S SECRET ESTABLISHMENT berikut ini:
Times have changed. The weaknesses, inconsistencies and plain untruths in official history have surfaced. In the 1980s it is rare to find a thinking reader who accepts official history. Most believe it has been more or less packaged for mass consumption by naive or greedy historians. Although an historian who will stick out his neck and buck the trend is rare, some who do are victims of an even deeper game. Conspiracy then is an accepted explanation for many events at the intelligent grass roots level, that level furthest removed from the influence of The Order. We can cite at random the Kennedy assassination where the official “lone gunman” theory was never accepted by Americans in the street; Watergate, where a “deep throat” informer and erased tapes reek of conspiracy, and Pearl Harbor, where Rear Admiral Husband E. Kimmel and Major General Walter C. Short took the rap for General George C. Marshall and President Franklin D. Roosevelt.
The revisionist historian has a double burden as well as a double task. The double burden is that research likely to question the official historical line will not get financed. The double task is that research must be more than usually careful and precise.
Jadi siapa bilang ini pekerjaan pecundang? Penghasut? Seorang yang kalah? Kami punya jadwal kerja otak dan hati lebih ketat daripada pembelajar sejarah cekokan standar. Mungkin anda bilang kami penghasut karena temuan kami (bukan TEORI!!!), membuat lebih banyak orang bereaksi daripada versi sejarah cekokan anda. Anda mengatakan kami kalah, mungkin karena masih sangat sedikit yang mau mempelajari konspirasi, apalagi menghabiskan waktunya untuk itu seperti yang sudah dikerjakan mendiang A. Ralph Epperson contohnya, dan mungkin karena penerimaan masyarakat kita pada temuan-temuan konspirasi tidaklah sebagus tanggapan mereka pada, misalnya (semoga tidak pernah muncul, ingat sekali lagi, ini cuma misalnya), gossip saya pacaran dengan mba Rianti Cartwright setelah putus dengan Banyu Biru – sekali lagi maaf saya mencatut nama dua selebritis itu, saya hanya ingin memberikan contoh saja, bagaimana sebuah gossip akan menjadi “fakta” jika diblow up media – dan muncul di infotainment. Kenapa bisa seperti ini? Inilah hebatnya dampak sejarah cekokan pada masyarakat selama beberapa dekade ini, menjadikan otak tumpul, menjadikan kita fatalis, tidak kreatif mengembangkan kemampuan yang setiap kita punyai.
Itu saja dari saya untuk sementara ini. Terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu menguatkan hati saya yang lemah selagi sakit, dek RRCP (termasuk poppy & mommy), dek HNAP, dek INS, DMS (my Angel of spirit from Netherland), mas AH dan istri, FAW, AAS, mas YP dan istri, mas BG dan istri, tante W, dan beberapa lagi yang sengaja tidak saya sebutkan. Untuk yang lupa disebutkan, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih banyak. Untuk semua pembaca budiman, mohon maaf belum dapat kembali berinteraksi seperti sediakala, mohon maaf untuk pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan-tanggapan yang belum terjawab. Insya Allah akan saya jawab secepatnya setelah get fully recovered.
Artikel ini saya buat sebagai peringatan istimewa, teruntuk nabi Muhammad SAW yang sempat menghadapi konspirasi unsur Yahudi dengan racun dan cara lain, serta empat khalifah, terutama Umar bin Khattab, juga Hamzah bin Abu Mutholib, yang terbunuh oleh kekuatan konspirasi; nabi Isa al-Masih dan pengikutnya yang menjadi korban fitnah konspirasi, nabi Musa dan Harun yang menghadapi secret society (klub penyihir Fir’aun) dan konspirasi mereka, nabi Yusuf yang menjadi korban konspirasi saudara-saudaranya, nabi Ibrahim yang menghadapi konspirasi Namrudz, dan nabi Allah yang lain.
Juga untuk individu-individu seperti mendiang A. Ralph Epperson, mendiang Gary Allen, mendiang Cherep Spiridovich, mendiang Captain William Morgan, almarhum ZA Maulani, almarhum Andrew Nathanas Jordison, mendiang Abbe Barruel, mendiang John Robison, mendiang Awad Khoury, mendiang George Samuel Lawrence, mendiang Nesta H. Webster, mendiang Victor E. Marsden, mendiang Maria Antoinette, mendiang Lady Diana, dan segenap patriot pejuang yang berperang habis-habisan melawan secret societies dan conspiracies dengan caranya masing-masing di seluruh penjuru dunia.
Last but not least, untuk segenap korban perang suku Sampit, Sambas, Pontianak, Kerusuhan Ambon, Kerusuhan Poso, DOM Aceh, Kerusuhan Timor Leste, Kerusuhan Mei Jakarta, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Revolusi Perancis, Revolusi Rusia, Reformasi Gereja, Tsunami Aceh, Gempa Jogja, Gempa Nias, konflik Bosnia-Serbia, Tragedi 911, Konflik Israel-Palestina, dan sebagainya, serta korban tidak langsung dari kebijakan Patriot Act, UU Anti Teror, kebijakan IMF, kebijakan PBB, dan semua konspirasi yang pernah ada, yang bahkan tidak pernah mendengar kata conspiracy, depopulation control, dan sejenisnya sampai mereka menjumpai kehidupan abadi setelah maut menjemput mereka.
Recent Comments